Anak Kurus Tapi Aktif, Perlu Khawatir?

“Yang penting aktif, pasti sehat!”

Kalimat ini sering kita dengar dari orang tua yang memiliki anak kurus. Tapi benarkah begitu? Apakah tubuh yang tampak kurus tapi lincah sudah pasti menandakan bahwa anak sehat-sehat saja?

Faktanya, dalam dunia medis, berat badan anak tetap menjadi indikator penting dalam memantau tumbuh kembangnya. Anak yang aktif belum tentu memiliki asupan gizi yang cukup untuk mendukung perkembangan otak, organ, dan sistem kekebalan tubuhnya.

Artikel ini mengajak orang tua untuk lebih waspada, khususnya jika berat badan anak stagnan dalam waktu lama. Kita akan bahas bagaimana mengenali kondisi anak kurus, kemungkinan penyebabnya, serta apa langkah tepat yang bisa dilakukan.


1. Anak Kurus Tapi Aktif: Apa Artinya?

Secara umum, anak dikatakan kurus jika berat badannya berada di bawah persentil ke-5 menurut grafik pertumbuhan WHO atau Kemenkes.

Namun banyak anak yang:

  • Makan banyak tapi berat badan tidak naik

  • Aktif bermain tapi terlihat sangat ramping

  • Berat badannya tidak berubah selama berbulan-bulan

Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, bisa jadi tubuhnya hanya mencukupi energi untuk aktivitas harian, tetapi kekurangan energi untuk tumbuh.


2. Anak Aktif Tidak Menjamin Cukup Gizi

Aktivitas tinggi memang tanda bahwa anak tidak lemah. Tapi tanpa cadangan nutrisi yang cukup, pertumbuhan fisik dan otaknya bisa terganggu. Beberapa hal yang mungkin tidak disadari:

  • Anak terlihat ceria, tapi gampang sakit

  • Luka lebih lama sembuh

  • Rentan cacingan atau ISK (infeksi saluran kemih)

  • Sering mengantuk di siang hari

Semua ini adalah tanda bahwa anak aktif belum tentu sehat secara keseluruhan.


3. Penyebab Umum Anak Kurus

Berikut beberapa alasan mengapa anak Anda tetap kurus meskipun aktif:

🔸 Asupan Kalori Kurang

Kebutuhan kalori anak meningkat seiring aktivitasnya. Jika makan tidak cukup atau hanya makanan rendah kalori, tubuhnya akan mengambil cadangan energi dari lemak dan otot.

🔸 Picky Eater

Anak-anak yang hanya mau makan makanan tertentu (biasanya yang kurang bernutrisi) bisa mengalami kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, seng, dan vitamin D.

🔸 Masalah Pencernaan

Cacingan, alergi makanan, atau gangguan pencernaan ringan bisa menyebabkan nutrisi tidak terserap maksimal.

🔸 Infeksi Ringan Berulang

Demam ringan, ISK berulang, atau flu yang sering muncul bisa menguras cadangan energi dan mengganggu penyerapan nutrisi.


4. Dampak Jangka Panjang Jika Dibiarkan

Jika kondisi ini tidak ditangani, bisa terjadi beberapa hal berikut:

  • Anak mudah jatuh sakit

  • Gangguan fokus dan konsentrasi

  • Pertumbuhan tinggi badan terhambat

  • Anak tidak percaya diri karena postur tubuh yang jauh lebih kecil dari teman sebayanya

Dalam jangka panjang, gizi kurang juga bisa menghambat perkembangan sistem imun dan hormonal, yang akhirnya memengaruhi masa pubertas anak.


5. Apa Hubungannya dengan Khitan?

Artikel ini bisa menjadi bekal edukasi bagi orang tua yang berencana mengkhitankan anak dalam waktu dekat.

Khitan memang tidak harus dilakukan hanya pada anak dengan berat badan tertentu, namun anak yang mengalami gizi kurang cenderung memiliki imunitas lebih rendah, sehingga:

  • Proses penyembuhan luka lebih lama

  • Risiko infeksi pasca khitan meningkat

  • Anak lebih rewel dan tidak kooperatif

Karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak dalam kondisi nutrisi dan kesehatan yang optimal sebelum khitan.


6. Kapan Harus Konsultasi Dokter?

Konsultasikan ke dokter jika Anda melihat tanda berikut:

  • Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut

  • Anak lebih pendek dibanding teman sebayanya

  • Mudah sakit dan sulit sembuh

  • Nafsu makan sangat buruk

Dokter biasanya akan melakukan penilaian status gizi dan mungkin menyarankan pemeriksaan lanjutan seperti:

  • Tes darah untuk anemia atau kekurangan zat besi

  • Tes urin untuk infeksi saluran kemih

  • Tes tinja untuk mendeteksi cacing


7. Tips Menaikkan Berat Badan Anak dengan Aman

Berikut tips sederhana yang bisa diterapkan di rumah:

  • Tingkatkan frekuensi makan: 3 kali makan utama + 2-3 kali camilan sehat
  • Berikan makanan padat kalori: alpukat, telur, santan, keju, daging, kacang
  • Ciptakan suasana makan yang menyenangkan
  • Batasi camilan kosong (permen, biskuit manis)
  • Libatkan anak dalam memilih menu sehat
  • Gunakan penguat rasa alami agar anak lebih semangat makan
  • Konsultasikan multivitamin bila diperlukan (dengan dokter)

Kesimpulan

Anak yang kurus tapi aktif memang tidak selalu dalam kondisi bahaya. Namun orang tua tetap perlu waspada, terutama jika berat badannya stagnan atau tidak sesuai kurva pertumbuhan. Jangan anggap remeh kondisi ini, karena bisa memengaruhi tumbuh kembang, daya tahan tubuh, dan juga kesiapan anak untuk tindakan medis seperti khitan.

Jika Anda ragu, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi agar bisa mendapatkan evaluasi menyeluruh dan langkah yang tepat.


Ingin Edukasi Seputar Kesehatan Anak & Khitan?

Yuk follow media sosial Khitan Space untuk mendapatkan info terbaru seputar:

  • Kesehatan anak

  • Tips perawatan luka sunat

  • Promo & event khitan ceria terbaru!

Instagram: @khitanspace
YouTube: Khitan Space
WA Admin: +62 859-1066-31283

 

  • All Post
  • Khitan Bayi
  • khitan ceria
  • khitan dewasa
  • khitan Gemuk
  • khitan staycation
  • manfat khitan
  • Metode Khitan Modern
  • mitos dan fakta khitan
  • news
  • pasca khitan
  • Uncategorized
Load More

End of Content.

Diskon 500K Event Khitan Ceria dan Staycation